YUK JALAN-JALAN KE JAWA TIMUR
TAHUKAH KAMU TENTANG DESA CLAKET?
Desa Claket merupakan desa yang terletak di kecamatan Pacet Kabupate Mojokerto Jawa Timur. Terus ada apa memang disana? Nah kalau kalian suka sekali dengan suasana desa yang asri dan segar kalian bisa loh ke desa ini.
Yang membuat sangat menariknya desa claket ini, selain Udaranya yang segar dan masih bagusnya tanah pertanian disini, Desa Claket ini berada di bawah Kaki Gunung Welirang. Apabila teman-teman yang suka naik Gunung Welirang biasanya masuk melalui jalur Tretes kalian boleh nih sekali-sekali melalu jalur Desa Claket.
ADA APA DI DESA CLAKET?
Desa Claket ini punya sekali udara yang sangat sejuk sepanjang hari, dengan tingkat kedinginan yang super pada Subuh dan Malam Hari. Warga sini aja kalau keluar rumah atau di dalam rumah pada pake sarung dan jaket, jadi kalau kalian kesini, jangan sok ganteng ga pake jaket, demam ntar repot lagi hahaha.
Menariknya Desa Claket ini, warga nya benar-benar sangat erat, saling kenal, bahkan sejarahnya dahulu. mAsih banyak generasi opa oma yang kecil nya hingga tua nya disini, dan anak-anak desa Claket ini saling bahu membahu loh untuk membangun desanya dengan cara merantau ke Kota Malang, Surabaya bahkan Jakarta. Banyak juga loh yang menghabiskan hari tuanya di Des Claket karena ketenangan dan kesejukan desanya.
Yang paling disuka dari Desa Claket adalah pertanianya dan peternakanya loh. Kalau kalian kesini, ga bakal bosen diperlihatkan dengan barisan pertanian dan persawahan, serta ada peternakan dari sapi, ayam, ikan dan macem-macem. Di tengah desa Claket ini ada salah satu toko klontong yang menjual Susu Sapi Perahan atau kita sebut dengan Susu Sapi Murni, rasanya beuh seger banget.
Saat ini desa claket udah ga seperti dulu, akses jalan disini sudah diperlebar dan di aspal. Bahkan menuju ke gunung welirang juga, memang ada wacana Desa Claket akan dikelola lebih serius untuk menjadi Desa Wisata. Yang awalnya tempat wisata hanya di wilayah Tretes sekarang di perluas Desa Claket.
Jadi jangan kaget kalau kesini, tidak hanya rumah-rumah peristirahatan tapi mulainya banyak Villa loh. Memang saat ini sudah banyak tempat wisata seperti air terjun, pemandian air panas, pemancingan dan lain-lain. Tapi warga disini masih pada punya misi dan visi, banyak cerita katanya banyak lahan-lahan pertanian atau lahan kosong mau di beli diubah menjadi jalan dan tempat-tempat untuk mendukung perwisataan.
Tapi memang karena kehidupan mereka berasal dari pertanian banyak yang menolak tawaran tersebut. Padahal kalau menurut gue, tempat ini sudah sangat valueable dengan keindahan yang natural, bukan menolak untuk memajukan infrastruktur. Tapi kalau lahan pertanian dan persawahan yang diembat kan kasian juga.
Desa Claket ini dari dulu digunakan untuk kegiatan magang mahasiswa dan mahasiswa dari berbagai kampus loh gan, dan juga beberapa kali juga digunakan untuk perlatihan kebidanan dan kemiliteran. Tapi kalau kemiliteran kurang paham, belum pernah melihat langsung, hanya mendengar kisah dari warga disana hahaha.
Terkadang yang membuat ga siap dengan Misi pemda yang akan membuat Desa Claket menjadi Desa Pariwisata. Yaitu harga gan, banyak banget tempat wisata yang memiliki harga yang sangat besar. Memang sih banyak turis lokal ataupun internasional yang berkunjung hanya sekali, tapi kalau mahal kadang kurang nikmat dan kitanya juga jadi itung-itungan loh, malah jadi testimoni buruk kedepanya.
Kemudian keasrian dan kebersihanya yang berkurang. Kadang kalau pengelola kurang memperhatikan, kejadian tempat wisata yang jadi kotor dan fasilitas umum jadi ga terawat dan rusak. Kalau masyarakat disana belum siap biasanya hubungan warga dan turis lokal atau internasional jadi kurang harmonis. Hal-hal seperti ini sih yang harus diperhatikan agar tidak menjadi tempat wisata yang memiliki kesan buruk kedepanya, dan semoga tidak ya.
Semoga semua postingan kali ini bisa jadi rekomendasi dan informasi baru ya buat kalian. Jangan lupa di like, dan share rekomendasi kalian siapa tau kalau ada uang sama waktu bisa ngunjungin tempat baru lainya. Terimakasih teman-teman.
Comments
Post a Comment