MARI BERDISKUSI
"Dalam sebuah kepemimpinan gue menemukan dua perilaku yang bisa dikatakan sering ditemui, yaitu. Jika kalian menjadi pemimpin dan bawahan kalian melakukan kesalah. Apakah kalian akan memarahi mereka di depan umum, atau berbicara secara personal?"
Baik sebagai pembisnis atau pekerja, suatu saat pasti kalian akan menemui situasi seperti diatas. Nah jika kalian menemui case seperti diatas, cara apakah yang akan kalian pilih?
Sekarang gue akan mencoba membahas dua case tersebut. Disini gue tidak menyatakan dari dua kondisi tersebut baik atau buruk ya. Mari kita berandai-anda jadi seorang bawahan (dalam case ini kalian tidak memiliki bawahan).
Jika gue menjadi bawahan, dan suatu ketika gue melakukan kesalahan dan kebetulan Atasan gue langsung menegur gue di depan umum :
1. Gue akan merasa tersudut dan malu
2. Gue kesel dan menjadi emosi
3. Terkadang efeknya menjadi baper sepanjang kerja alias galau
Kelebihan dari teknik, menghakimi kesalahan di depan umum kalau menurut gue adalah :
1. Kapok! bawahan akan teringat pada kesalahan tersebut, dan ga akan mengulanginya.
2. Berpengaruh terhadap cara bekerja, agar semua pekerjaan tetap perfect.
3. Efek jeranya kerasa banget, karena semua mata menuju ke arahmu ketika dihakimi.
Namun kelemahan dari Teknik ini :
1. Kadang atasan ketika menghakimi bawahan, terasa barganing powernya sangat tinggi. Sehingga sering terjadi, kesalahan lama yang sudah lalu jadi keungkit kembali.
2. Aib tim kesebar kemana-mana bro. Gue suka merasa perilaku menghakimi orang di depan umum, sebenarnya sudah membuat citra sebuah tim jelek. Karena bawahanya ga bener, eh siatasan bukanya kasih solusi malah ngomel-ngomel.
3. Hubungan tim akan menjadi canggung bro, karena selain bawahan sering menghindar dari kesalahan, dia juga menghindar dari atasanya. Diskusi tim, jadi kurang lancar.
Kita lanjut ke teknik yang kedua!
Jika gue menjadi bawahan, dan suatu ketika gue melakukan kesalahan dan atasan gue membicarakan kesalahan tersebut secara personal :
1. Sebagai bawahan, kesadaran gue lebih meningkat.
2. Gue lebih dihargai sebagai rekan kerja, dan akan lebih maksimal dikemudian hari.
3. Gue akan menjadikan situasi tersebut untuk sharing tentang masalah yang dihadapi saat bekerja alias evaluasi langsung.
Kelebihan dari teknik, mengajak evaluasi kesalahan dalam bekerja secara personal :
1. Kerjasama tim lebih terbangun.
2. Atasan akan lebih mengenal karakter bawahan, begitu juga bawahan.
3. Lebih memanusiakan bawahan sebagai seorang pekerja yang butuh bimbingan.
Namun kelemahan dari Teknik ini :
1. Kadang bawahan menjadi orang yang "YES SIR" dan semua perbincangan menjadi angin lalu.
2. Si bawahan kadang ga fokus waktu di evaluasi.
3. Kadang ada aja gangguan, baik dari waktu, atau meeting sehingga membuat pembahasan masalah tidak dibahas secara langsung. Kalau dibahas entar-entaran malah jadi lupa lagi!
Nah, gue menempati janji gue untuk membahas dua case tersebut senetral mungkin tanpa memihak sisi manapun ya. Sekarang giliran kalian yang sedang buka post ini.
Baca sebentar dan sempatkan untuk membahas case ini di kolom komentar ya.
Kalau gue sendiri, gue lebih prefer menggunakan hal tersebut secara campuran. Ya gue sebagai manusia kadang ga sengaja aja keceplosan menghakimi orang di depan umum hahaha. Dan gue juga menggunakan teknik pembahasan kinerja yang tak memuaskan secara personal untuk evaluasi bulanan sih biasanya.
Diantara kalian pasti ada yang setuju dan tidak, dan ada case yang lebih unik dengan kondisi yang berbeda juga. Pokoknya sempatkan 1 postingan komentar untuk membahas. Karena case ini akan dibahas terus sampai kapan pun.
Jadi kalian ga perlu ragu kalau nemu postingan ini udah lama, dan pengen berkomentar, komentar aja. Pasti gue bales dan diskusi bareng kalian.
Comments
Post a Comment