HALO TEMAN-TEMAN
WAKTUNYA BERBAGI ILMU
Teman-teman tahukah kalian, bahwa
pengaruh perkembangan teknologi tidak hanya menyebabkan perubahan karteristik
yang mendasar pada kebiasaan manusia saja, yang saat ini sudah banyak yang mengenalkan tentang perbedaan generasi dari
zaman ke zaman yang bisa kita kenal dengan Generasi Baby Boomers, Genersi X dan
Generasi Y.
Tapi ternyata juga mempengaruhi,
kepada kebiasaan kita dalam berbelanja loh teman-teman. Bagi teman-teman yang
penasaran, perubahan apa sih yang mendasar dalam diri kita ketika membelanjakan
sesuatu. Maka inilah tipe-tipe konsumen yang berubah seiring berubahnya zaman.
KONSUMEN
TIPIKAL PRODUCT ORIENTED
Konsumen dengan tipikal Product
Oriented ini merupakan, konsumen yang mengeluarkan uangnya untuk barang atau jasa yang
mereka butuhkan. Kenapa bisa seperti itu? Karena dasarnya, Konsumen dengan
Tipikal Product Oriented ini, hadir di masa-masa teknologi mulai di ciptakan.
Tidak banyak yang ditawarkan dan bagi konsumen dengan tipikal seperti ini, teknologi merupkan sesuatu
yang wow dan ajaib. Ketika dihadapkan oleh teknologi yang muncul, konsumen akan
memikirkan. Apakah gue butuh itu? Jika tidak gue ga akan beli.
Jika butuh
mereka akan beli. Sehingga merupakan
sesuatu yang aneh jika pada masa tersebut, pasar lebih berorientasi pada
mengeluarkan produk sebanyak-banyak kepada konsumen, yang penting barang gue
habis. belum mementingkan pembelian berulang dan mengedepankan awareness (memberikan edukasi ke pasar) dengan strategi one to many.
KONSUMEN
TIPIKAL SERVICE ORIENTED
Konsumen dengan tipikal Service
Oriented ini merupakan konsumen yang terbentuk, dimana teknologi sudah mulai
melakukan ekspansi, tidak hanya itu. Pasar membuat banyak sekali
diferensiasi-diferensiasi dalam product mereka, sehingga fokus perusahaan tidak
hanya kepada bagaimana menjual ke konsumen, tapi bagaimana juga berbeda dengan
perusahaan lain.
Pada kondisi ini, konsumen mulai menyadari bahwa mereka dalam
berbelanja sudah tidak berdasarkan kebutuhan namun juga keinginan. Ketika
konsumen disuruh memilih product A dan B yang serupa, mereka tidak hanya
memilih atas dasar kebutuhan tapi keinginan. Mereka sudah mulai dapat
membedakan Product A dan B baik dari segi harga, desain, kecanggihan produk.
Dalam kondisi ini banyak sekali
perusahaan yang mulai melihat perubahan kareteristik konsumen dalam berbelanja.
Pada saat itu banyak perusahaan yang menggunakan metode pemasaran one to one,
untuk memperkenalkan keunggulan mereka, perbedaan mereka dan juga meningkat
service level untuk memikat konsumen mereka. Sehingga banyak perusahaan yang
mengharapkan pembelian berulang dari konsumen. Maka jangan kaget di era itu
banyak sekali slogan “Customer Is a King”.
KONSUMEN
TIPIKAL VALUE ORIENTED
Konsumen dengan tipikal Value
Oriented ini, merupakan konsumen pada saat ini teman-teman. Kenapa bisa
dikatakan saat ini, karena konsumen pada saat ini lebih banyak melakukan
pertimbangan dalam berbelanja. Mereka lebih aktif, mereka lebih tahu, bagi
mereka layanan sudah bukanlah keunggulan namun hal yang wajib. Jejaring social
media dalam memberikan info dan review terhadap produk. Testimoni dan komplain
yang bertebaran untuk sebuah product sekarang mempengaruhi konsumen dalam berbelanja.
Pada dasarnya Value yang ditawarkan ke konsumen ada banyak :
- Fungsional Value : Nilai Fungsional sebuah barang (kebutuhan)
- Monetary Value : Nilai Harga Sebuah Barang (Kesanggupan membeli)
- Emotional Value : Nilai Emotional Sebuah Barang (kepuasan)
- Social Value : Nilai Sosial Sebuah barang (Pengaruh lingkungan)
Mereka lebih memikirkan tingkat
kepuasan baik secara internal mereka dan eksternal mereka. Perusahaan mulai
berfikir nilai apa yang membuat konsumen, dari situ mulai lah banyak perusahaan
yang menawarkan produk tidak hanya dalam bentuk pendekatan orang per orang,
namun lebih luas lagi. Bukan berarti penjualan orang per orang ditinggalkan,
mereka merubah penjualan berulang dari orang ke orang, menjadi loyalty program.
Bagi konsumen yang loyal akan mendapatkan benefit dan kepuasan yang lebih, dan
juga mereka mulai menjajaki komunitas untuk memasarkan brand bahkan membentuk
brand ambasador untuk menjual produk mereka.
Biaya branding yang ditawarkan
sangatlah besar, karena memadukan seluruhnya untuk menuju konsumen. Apakah
efeknya. Ya efeknya konsumen, menjadi peran pemasaran mereka. Mengurangi
komplain, meningkat nilai kepada konsumen menjadi nilai investasi. Karena
mereka memahami, konsumen akan melakukan kegiatan rekomendasi produk, melakukan
testing produk kepada konsumen lainya. Maka
slogan pun berganti dari Customer is a king menjadi Customer is a King and
Customer is not always right.
Comments
Post a Comment